Selasa, 27 Desember 2011

Makalah Kekuranga Protein


MAKALAH ILMU GIZI DASAR
 “KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)”




NOFRIYANI  WITRA
NIM:112110124




JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2011

PENDAHULUAN
                Kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG Menurut Supariasa (2000) kurang energi protein (KEP) adalah seseorang yang kekurangan gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau penyakit tertentu.
               




















PEMBAHASAN
  
ü     Akibat kekurangan protein
                Defisiensi kalori dan asupan gizi lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologis baik. Anak balita merupakan kelompol yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram  berat badannya.Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi pada anak-anak. KEP dapat menhambat petumbuhan ,rentan terhadap penyakit inveksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan.
                Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein. Masukan makanan yang kurang dan penyakit atau kelainan diderita anak,misalnya penyakit inveksi,balabsorbsi,dll. Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak,sering disebut juga sebagai penyakit dalam klausameltifaktorial. Dapat juga karna penyerapan protein terganggu,seperti pada keadaan diare kronik,kehilangan protein ubnormal pada proteinuria (nefriosis),inveksi perdarahan atau luka bakar ,dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik,faktor ekonomi,faktor fasilitas perumahan dan sanitasi,factor pendidikan dan pengetahuan,factor fasilitas pelayanan kesehatan,factor pertanian dan lain-lain.
                Kurang energy protein dijumpai dalam 3 bentuk yaitu:
1.       Marasmus
Bentuk marasmus terjadi karena kekurangan  energy terutama kekurangan energy /kaori ,
2.       Kwashiorkor
Terjadi terutama oleh karena kekurangan zat protein Manifestasi Klinik.
Bukti klinik malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi,apatis,atau iritabilitas. Bila terus maju mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler,bertambah kerentanan terhadap infeksi ,dan udem atau pembengkakan.

ü     Gejala-gejala KEP


v      Kwashiorkor
1 .Gejala Klinis yang selalu ada
·         Edema (gejala cardinal, tanpa edema tidak dapat ditegakkan diagnosis kwashiorkor) karena hipoalbuminemia.
·         Pertumbuhan terlambat.
·         Cengeng,apatis.
·         Berkurangnya jaringan lemak sub kutan.

2         Gejala klinis yang biasanya ada.
·         Perubahan rambut (tipis,lurus,jarang,mudah dicabut tanpa rasa sakit,kemerahan karena gangguan melagenosis), kalau terjadi akut kelainan rambut tidak ada.
·         Pigmentasi kulit (pellagroid dermatosis).
·         Moon-face.
·         Anemia
3         Gejala klinis yang kadang-kadang ada.
·        Flaky-paint rash,hepatomegali (karena infiltrasi lemak).
·        Gejala defisiensi vitamin yang menyertai.
·        Gejala/tanda penyakit inveksi yang meyertai.

v      Marasmus
1.       Gejala klinis selalu ada
·         Pertumbuhan yang sangat lambat.
·         Lemak subkutan yang hamper tidak ada( sel lemak masih ada)sehingga kulit akan keriput,wajah seperti orang tua,perut tampak buncit.
·         Jaringan otot mengeciltidag ada edema

Tanda-tanda lai yang menyertai adalah muka bulat,rambut tipis,kulit pecah,mengelupas dan terlihat sengsara. Secara langsung gizi buruk disebabkan terus rendahnya konsumsi energy protein,juga mikronurien dan makanan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama.
Bila anak menerima gizi buruk tidak segera ditangani, amat beresiko tinggi dan berakhir dengan kematian,sehingga akan menybabkan meningkatnya angka kematian. Padahal angka kematian menjadi salah satu indikatoe derajay kesehatan. Anak yang pernah menderita gizi buruk sulit mengejar pertumbuhan sesuai umurnya, pada tingkat tertentu,kekurangan giziakan menyebabkan berat otak,jumlah sel ukuran besar sel,dan zat-zat biokimia lain lebih rendah dari pada anak normal. Makin muda usia anak yang menderita kurang gizi maka makin berat akibat yang ditimbulkan. Keadaan akan menjadi lebih berat jika kurang gizi dialami sejak dalam kandungan. Kemunduran mental akibat gizi buruk dapat bersifat permanen atau tidak dapat diperbaiki (irreversible).
Namun pada keadaan kurang gizi ringan maupun sedang,kecendrungsn mental dapat dipulihkan jika keadaan gizi dan ligkungan bertambah baik. Diagnosis,pada pemeriksaan antropometri,dapat dilakukan pengukuran-pegukuran fisik anak (berat badan,tinggi badan,lingkar lengan atas) dan dibandingkan dengan angka standar (anak yang normal). Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang umum dilakukan adalah dengan hanya menimbang berat badan balita dibandingkan dengan umur anak.
KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna kuning diatas garis merah. KEP sedang bila hasil penimbangan BB pada KMS berada dibawah garis merah (BGM) atau BB/U 60%-70% baku medium WHO-NHCS.KEP berat bila hasil penimbangan BB/U<60%.


                KEP adalah manifestasi dari kurangnya asupan protein dan energy, dalam makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG),dan bisanya juga disertai adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi lainnya,yang umumnya didasari oleh masalah social,ekonomi,pendidikan serta rendahnya pengetahuan dibidang gizi.
               
               
                               


















KESIMPULAN
Kurang energy protein (KEP) yaitu seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy protein dalam makan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Anak disebut KEP apabilaberat badannya kurang dari 80% indeks BB untuk baku standar WHO-NCHS (Depkes RI,1998).
Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein. Masukan makanan yang urang dan penyakit atau kelainan yang diderita anak,misalnya penyakit infeksi,malabsorbsi dan lain-lain. Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak,sehingga juga sebagai penyakit dengan kausa multifaktorial (Sediaoetomo).
               



DARTAF PUSTAKA
Almatsir ,2003
Depkes RI,1998
Sediaoetomo,1999